Air Bengawan Solo Segarkan Tanaman Padi

HUJAN yang meningkatkan debit air Bengawan Solo menjadi berkah bagi petani di sepanjang aliran sungai terpanjang di Pulau Jawa itu. Ribuan petani bersyukur tanaman mereka lepas dari kekeringan. Ratusan ribu hektare lahan yang semula telantar bisa segera ditanami.

“Ya, kami bersyukur karena tanaman bisa terselamatkan dari kekeringan,“ terang Sutiyo, petani Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, Tuban, Jawa Timur, kemarin.

Tanaman padi berumur kisaran 55-65 hari setelah tanam yang terancam mati kekeringan kini segar kembali. Menurut Sutiyo, hujan terjadi beberapa kali dan pasokan air di Bengawan Solo sudah mulai lancar.

“Padahal, pekan lalu kami terpaksa mengali dasar bengawan untuk dapat mengalirkan air ke mesin pompa,“ tambah Sutiyo.
Tarmudi, petani di Kecamatan Plumpang, Tuban, menyatakan lahannya telah mendapat air.Petugas Himpunan Petani Pengelola Air (Hippa) sudah mengalirkan air ke persawahan.“Kalau air sudah dialirkan, kami akan langsung menebar bibit,“ jelasnya.

Petani di wilayah Kabupaten Bojonegoro juga sudah mengolah lahan. Bahkan, beberapa tempat sudah mulai tanam padi terutama wilayah yang berdekatan dengan kawasan Bendung Gerak di Kecamatan Trucuk.

Di sisi lain, pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan berdampak pada harga cabai yang naik di pasar tradisional di Surabaya, Jatim.Pedagang sayuran di Pasar Wonokromo menyebutkan harga cabai mulai merambat naik sejak dua pekan terakhir.

Harga cabai merah yang semula Rp50 ribu per kg kini naik menjadi Rp55 ribu per kg. Begitu pula harga cabai hijau yang semula Rp35 ribu naik menjadi Rp40 ribu. Cabai rawit juga naik menjadi Rp20 ribu per kg.

“Pasokan cabai dari daerah sangat terbatas karena banyak petani beralih ke padi. Itu yang menyebabkan harga naik,“ kata Rusmiatun, pedagang di Pasar Wonokromo Surabaya.

Harga cabai yang melambung juga terjadi di Cirebon, Jawa Barat. Namun, pedagang makanan tidak bisa menaikkan harga. “Bisa-bisa pembeli kabur semua,“ kata Badar, pemilik rumah makan Padang di Jalan Cemara, Kota Cirebon, kemarin.

Harga cabai rawit yang kian mahal juga didapati di Palu, Sulawesi Tengah. Di Pasar Inpres Manonda, harga cabai rawit sudah menyentuh Rp45 ribu per kg. (YK/FL/UL/TB/N-2) Media Indonesia, 18/11/2014, halaman 11

0 komentar:

Posting Komentar