PENGUSAHA angkutan bakal menghadapi tantangan seiring berlakunya era pasar bebas dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di 2015. Namun, hal itu bisa diantisipasi dengan perbaikan sarana dan layanan angkutan umum serta koordinasi dengan aturan dari pemerintah.
“MEA bisa diantisipasi, masuknya investor dan operator angkutan asing itu keniscayaan, tapi bukan ancaman,“ ujar Ketua Umum Organisasi Angkutan Darat (Organda) Ekasari Lorena Soerbakti saat meresmikan kantor dewan pimpinan cabang (DPC) Organda Kotawaringin Timur di Sampit, Kalimantan Tengah, kemarin.
Menurut Ekasari, para pengusaha angkutan harus meningkatkan daya saing dengan perbaikan sarana dan layanan.“Namun, hal itu harus diikuti dengan dukungan peraturan dari pemerintah yang harus tetap memihak kepentingan pelaku industri angkutan lokal.Oleh karena itu, koordinasi dan kolaborasi instansi pemerintah menjadi hal penting.“
Bila kondisi itu telah tercipta, imbuhnya, para investor dan operator asing yang masuk ke sektor angkutan tersebut harus mencari mitra lokal untuk mengejar efisiensi.
Ekasari menyambut baik upaya DPC Organda Kotawaringin Timur yang telah berhasil mengantisipasi kebijakan pemerintah dalam pembatasan bahan bakar minyak (BBM) subsidi untuk sektor angkutan umum komersial. “Dengan meminta pasokan solar nonsubsidi yang memadai, pengusaha angkutan tidak lagi terjebak oleh kelangkaan BBM subsidi sehingga bisnis mereka bisa berkembang.
“ Ketua DPC Organda Kotawaringin Timur Zulkifli Nasution menyatakan iklim usaha angkutan umum terutama angkutan berat di Kotim cukup baik. Hal itu selain ditunjang oleh pertumbuhan ekonomi lokal 6,8%-7,4%, juga disebabkan sebagian besar anggota Organda Kotawaringin Timur melayani pengangkutan barang dari Pelabuhan Kontainer Bagendang, Sampit.
“Ini pelabuhan terbesar dan pintu gerbang Kalteng. Potensi ekonomi Sampit juga paling besar di Kalteng,“ katanya.(Jaz/N-2) Media Indonesia, 9/10/2014, hal : 10
DPRD Kota Malang Diduga Minta Uang Suap RAPBD
10 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar